Selasa, 25 Desember 2018

Hackers : Outlaws and Angels


Pada jaman yang modern ini semakin banyak kejahatan yang terjadi. Baik kejahatan secara fisik maupun digital. Kejahatan digital dilakukan oleh hacker dan cracker. Hacker dan cracker merupakan
pelaku kejahatan yang berbeda, orang awam biasanya selalu menyamakan mereka. Hacker dan Cracker adalah sikembar yang mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda. Si Hacker biasanya mempunyai sifat yang positif, kalau si Cracker memiliki sifat sebaliknya dari si Hacker. Namun keduanya selalu ada di jagad maya yang dinamakan Internet ini.

    Film ini adalah dokumentasi dari kisah-kisah Hacker di berbagai belahan dunia. Hacker yang dalam bahasa Indonesianya disebut peretas adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya , terutama keamanan.[Wikipedia, 2009]. Hacker sering diidentifikasikan sebagai sesuatu yang negatif, namun dalam film ini ditunjukkan bahwa anggapan tersebut tidak selalu benar.

    Di dunia ini terdapat dua jenis hacker, yaitu hacker yang tidak memiliki tujuan jahat dan tidak menggunakan kemampuannya untuk merugikan orang lain (disebut White Hat) serta hacker yang beritikad jelek dan bersifat merusak/merugikan (disebut Black Hat). Dalam film ini bahkan dibedakan antara istilah Hacker dan Cracker, dimana sebutan Hacker mengacu pada White Hat yang tidak merugikan sedangkan istilah Cracker ditujukan bagi Black Hat yang cenderung demikian.

    Film ini menceritakan tentang konflik dalam dunia cyber antara pelanggar hukum dan pelaksananya. Dalam film ini diceritakan bagaimana hacker beraksi dan bagaimana cara pelaksana hukum mencegah, mengawasi, dan menangani aksi hacking yang dilakukan oleh hacker. Film dokumenter yang mengambil lokasi di USA. Di negara tersebut terdapat ada yang disebut "Global Threat Operation Center" yang dikepalai oleh Dennis Treece, yang melakukan pengawasan 24 jam terhadap aktivitas jaringan yang dilindunginya di dunia terhadap adanya serangan hacker. Di film ini juga diceritakan sosok pencipta komik "Captain Zap", sekaligus seorang mantan hacker yang mampu mengubah jam "clock" pada sistem computer yang disebut TNT computer. Captain zap tertangkap, dan dipenjara selama 18 bulan. Kemudian memilih untuk menjadi technical hacker setelah keluar dari penjara.

    Dalam film ini juga dikenal istilah ethical hacker. Yaitu seorang hacker yang melakukan scanning pada system, kemudian merekomendasikan kerapuhan yang ada pada system tersebut ke clientnya, sehingga sang client mampu memperbaiki sistem komputernya, biasanya berupa database yang berisi data-data rahasia perusahaan. Salah seorang ethical hacker bernama Bryan dari team tiger mendemonstrasikan bagaimana seorang ethical hacker tidak hanya menggunakan komputernya untuk memperoleh informasi, tapi juga menggunakan cara klasik seperti berpura-pura kemudian menanyakan informasi tersebut kepada pihak yang terkait.


Bryan dan timnya membuka sebuah college hacking, melatih beberapa orang untuk menjadi hacker, dan diharapkan orang-orang tersebut mengerti bagaimana cara hacker bekerja sehingga mereka dapat mengantisipasinya. Hacker dalam aksinya, mengklamufasekan lokasinya dengan membuat beberapa setpoint di beberapa tempat. Artinya jika seorang hacker berada di London dan dia ingin menyerang sebuah sistem di USA, maka ia tidak akan langsung menyerang USA. Namun dia akan membuat jalur misalnya dari London ke Afsel, kemudian Meksiko, baru ke USA. Hal seperti inilah yang membuat cyber crime sulit untuk dilacak pelakunya.

    Indonesia sebagai salah satu Negara yang kegiatan hackingnya sangat aktif (disebut-sebut dalam film ini) harus segera membentuk Cyberlaw yang tegas serta supremasi hukum dunia maya yang jelas. Hal ini bisa dicapai dengan adanya tim/badan pemerintah yang bertugas untuk memonitor kegiatan hacker di seluruh Negara. Tim harus dilengkapi teknologi untuk melacak kegiatan hacker serta staf-staf ahli jaringan yang memadai. Para Black Hat harus ditemukan dan ditindak, misalnya dengan diberi penyuluhan, dipekerjakan sebagai Ethical Hacker, atau dihukum pidana apabila tetap bersikeras melakukan kejahatan.

    Dalam film ini juga didiskusikan bagaimana rawannya sebuah wireless network. Mengenai bagaiamana dunia kejahatan cyber dilihat dari sisi korban, pelaku, metode maupun motivasinya. Satu hal yang menarik pada film ini adalah bagaimana penegak hukum dan hacker bereformasi menjaga masyarakat dan institusi dari kekacauan elektronik. Atau dengan kata lain bagaimana penegak hukum dan hacker bekerjasama membangun citra positif. Salah satu hal yang menarik dalam film ini adalah adanya sebuah lembaga yang memantau aktivitas serangan yang terjadi di Internet selama 24 jam x 7 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar